Pada 12 Juni 2017 lalu, seorang koas dokter gigi yang baru lulus kuliah, Italia Chandra Kirana Putri, mendapati seorang pencuri sedang mencoba membawa kabur motornya. Italia kemudian menyerang pelaku dengan lemparan sapu. Namun, pelaku justru membalasnya dengan tembakan senjata api yang akhirnya membunuh Italia. Beruntungnya, kejadian tersebut terekam dalam kamera CCTV tetangganya sehingga pelaku bisa ditangkap.
Kejadian di atas merupakan salah satu potret buruk tentang keamanan dan keselamatan lingkungan di Indonesia. Sepanjang 2015, Biro Pusat Statistik mencatat 25.712 kasus pencurian dengan kekerasan yang dialami dalam rumah tangga dari 1.405.562 kasus pencurian dalam rumah tangga di Indonesia. Jumlah kasus pencurian ini mengalami kenaikan sebesar 11% dibandingkan tahun 2014.
Selain kasus pencurian, kasus-kasus kebakaran juga menjadi masalah terkait dengan keamanan dan keselamatan lingkungan. Pada 26 Agustus 2017 lalu, ledakan akibat kebocoran gas telah menewaskan bayi berusia 7 bulan dan melukai 3 orang lainnya di Kabupaten Bandung Barat. Di Jakarta saja, 1139 kasus kebakaran telah terjadi di sepanjang tahun 2016.
Kasus-kasus di atas meyakinkan kita akan pentingnya kesadaran menjaga keamanan dan keselamatan lingkungan.
Identifikasi risiko keamanan dan keselamatan lingkungan merupakan hal yang paling dasar untuk membuat program-program terkait dengan keamanan dan keselamatan lingkungan. Identifikasi risiko ini meliputi identifikasi risiko-risiko spesifik dan lokasi-lokasi di mana risiko-risiko tersebut bisa muncul. Identifikasi risiko ini pun sebaiknya dilakukan oleh tim yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat dan berbagai keahlian.
Contoh identifikasi risiko keamanan dan keselamatan lingkungan misalnya ada sebuah perumahan yang memang setiap orang bebas keluar masuk dengan pengawasan yang sedikit maka risiko yang muncul adalah pencurian. Contoh lain, sebuah area dilewati dengan jalur pipa gas maka risiko yang muncul adalah risiko ledakan gas.
Setelah melakukan identifikasi risiko keamanan dan keselamatan lingkungan, maka masyarakat bisa merencanakan pengendalian. Dalam memilih pengendalian terhadap risiko, hendaknya dipertimbangkan aspek efektifitas dan efisiensi. Efektifitas terkait dengan kemampuan rencana pengendalian untuk benar-benar menghilangkan risiko yang ada. Sedangkan efisiensi terkait dengan sumber daya, termasuk uang, yang kita habiskan untuk mendapatkan rencana pengendalian tersebut.
Pada perumahan yang sedikit pengawasan, kita bisa merencanakan pemasangan CCTV ataupun membayar jasa tim keamanan. Pada area di mana risiko kebakaran dapat muncul, kita dapat mencoba untuk memasang APAR. Gunnebo menjadi penyedia CCTV dan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) yang sudah terkenal secara nasional dan internasional.
Pengendalian risiko keamanan dan keselamatan lingkungan harus dipantau secara regular untuk memastikan rencana pengendalian tersebut berfungsi dengan optimal. Lakukanlah perawatan rutin terhadap barang-barang yang digunakan untuk mengendalikan risiko.
Contohnya, kita bisa meminta teknisi CCTV untuk mengecek sebulan sekali terkait dengan wiring CCTV dan performa CCTV. Kita juga bisa membuat checklist serta pengecekan secara rutin untuk APAR.
Rasa keamanan bersama harus ditumbuhkan dalam masyarakat. Hal ini diperlukan mengingat tidak semua pemilik rumah bisa mengatasi masalah keamanan dan keselamatan sendirian, mutlak diperlukan juga kerjasama dengan tetangga. Masyarakat yang sudah tumbuh rasa keamanan bersama maka akan bahu membahu untuk mengawasi lingkungan untuk membuat keamanan yang lebih baik.
Dalam penumbuhan rasa keamanan dalam masyarakat, kita bisa memulainya dengan membuat grup whatsapp di mana kita bisa mengkomunikasikan tips serta info keamanan di lingkungan. Grup whatsapp juga bisa menjadi sarana untuk pelaporan jika ada hal yang mencurigakan. Para tamu dan pendatang baru juga harus melapor kepada pengurus lingkungan. Selain itu, pelatihan bersama misalnya tentang penggunaan APAR juga bisa dilakukan untuk meningkatkan keamanan serta keselamatan lingkungan.
Meskipun rencana keamanan dan keselamatan lingkungan telah kita buat secara matang, namun kadang masih saja ada insiden-insiden terkait dengan keamanan dan keselamatan bisa muncul seperti pencurian dan kebakaran. Jika insiden muncul, maka kita harus melakukan investigasi secara menyeluruh agar mengetahui penyebabnya apa sehingga kita bisa membuat perencanaan untuk mencegah agar kejadian yang sama berulang.
Kita juga harus menyiapkan nomor-nomor darurat sehingga jikalau terjadi kejadian gawat darurat kita bisa meminta bantuan kepada pihak yang tepat dan cepat. Nomor-nomor darurat yang bisa dicatat meliputi nomor pemadam kebakaran dan klinik terdekat.
Sebagian besar hidup kita atau orang yang kita sayang dihabiskan di rumah sehingga kita menginginkan keamanan dan keselamatan di rumah kita dan di lingkungan kita. 5 tahap di atas: identifikasi risiko, perencanaan pengendalian, memantau rencana konsisten, menumbuhkan kepedulian keamanan bersama serta kesiapsiagaan terhadap kejadian gawat darurat merupakan tahap yang bisa diambil untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan di lingkungan kita.