Pertolongan Pertama Pada Fraktur
Pada setiap kecelakaan atau cedera akan dijumpai situasi kekacauan dan kepanikan di tempat kejadian, seorang pelaku pertolongan pertama harus mampu menanggulangi hal itu. Fraktur tidak boleh dianggap remeh. Meskipun kondisi fraktur umumnya tidak mengancam nyawa korban, namun fraktur tetap membutuhkan pertolongan medis sesegera mungkin.
Ketika Anda menemukan atau bahkan mengalami fraktur, segera hubungi fasilitas kesehatan terdekat dan perhatikan langkah pertolongan pertama berikut sambil menunggu bantuan medis tiba.
Pertolongan pertama pada fraktur:
1. Periksa kondisi cedera korban.
Periksa Airway (jalan napas)─Breathing (napas korban)─Circulation (sirkulasi) dan tingkat keparahan cedera dengan cepat. Berhati-hatilah saat memeriksa cedera agar tidak menimbulkan terlalu banyak gerakan. Jika korban tidak sadarkan diri, segera lakukan resusitasi jantung paru (RJP).
2. Cegah gerakan di area cedera. Lakukan imobilisasi (membatasi gerakan) pada bagian yang patah. Terdapat dua tipe imobilisasi yang dapat Anda lakukan:
-Imobilisasi tangan dasar. Korban dianjurkan untuk menopang cedera dengan tangannya sendiri dengan memeganginya, jika memungkinkan atau di mana tidak ada peralatan/bahan lain dalam bentuk apa pun.
-Menggunakan bantalan (padding). Letakkan bantalan yang lembut (baju, selimut, handuk kecil, dll.) pada bagian tubuh yang patah atau pada lekukan tubuh terdekat pada daerah cedera untuk menopang.
Menopang bagian yang cedera dapat mengurangi rasa sakit dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Terus topang bagian yang patah hingga bantuan medis tiba.
3. Hentikan perdarahan jika korban mengalami fraktur terbuka. Tekan kuat luka dengan perban atau kain steril (prinsip balut tekan).
4. Jangan mencoba memindahkan korban, terutama jika korban mengalami cedera kepala, leher, atau tulang belakang untuk menghindari cedera yang lebih parah.
5. Jangan mencoba untuk mengembalikan tulang ke posisi semula.
6. Jika memungkinkan, lakukan kompres dingin dengan es yang dibalut handuk atau ice pack selama maksimal 20 menit.
7. Pantau kondisi korban dan perhatikan jika ada tanda-tanda syok. Jika korban mengalami syok, baringkan korban dengan menempatkan kaki lebih tinggi dari kepala.
Sumber: Midiatama