berita PAKKI
https://pakki.org/storage/artikel/160-Cover Pakki.png

Fakta Mengejutkan: Human Error Jadi Penyebab Utama Kecelakaan Kerja

Ketika berbicara soal kecelakaan kerja, banyak orang langsung menuding faktor teknis: mesin rusak, alat keselamatan tidak mem...

06 Oktober 2025 | Konten ini diproduksi oleh A2K4

Ketika berbicara soal kecelakaan kerja, banyak orang langsung menuding faktor teknis: mesin rusak, alat keselamatan tidak memadai, atau lingkungan kerja yang berbahaya. Padahal, berbagai data menunjukkan bahwa sekitar 80% kecelakaan kerja justru terjadi karena kelalaian manusia (human error). Angka ini membuktikan bahwa faktor manusia masih menjadi titik paling rawan dalam sistem keselamatan kerja.


Apa Itu Human Error dalam K3?

Human error adalah setiap tindakan yang menyimpang dari prosedur, standar, atau kebiasaan aman, yang berpotensi menimbulkan risiko. Dalam konteks K3, human error bisa muncul dalam berbagai bentuk, antara lain:

  • Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan alasan malas atau merasa pekerjaan singkat.
  • Mengabaikan prosedur kerja aman, misalnya melewati jalur cepat tanpa memperhatikan risiko.
  • Kondisi fisik tidak fit, seperti bekerja saat sakit, mengantuk, atau kelelahan.
  • Kurangnya konsentrasi akibat distraksi, stres, atau tekanan target.


Mengapa Human Error Sering Terjadi?

Ada beberapa alasan kenapa kelalaian manusia begitu dominan dalam kecelakaan kerja:

  1. Budaya kerja yang belum terbiasa dengan K3 – banyak pekerja masih menganggap keselamatan bukan prioritas utama.
  2. Kurangnya pelatihan berkelanjutan – pemahaman soal risiko tidak cukup jika hanya diberikan sekali di awal.
  3. Faktor kelelahan dan beban kerja tinggi – makin lelah, makin besar kemungkinan terjadi kesalahan.
  4. Kepemimpinan yang lemah dalam menegakkan aturan – kalau atasan membiarkan pelanggaran kecil, lama-lama akan jadi kebiasaan.


Bagaimana Mencegah Human Error?

Karena manusia adalah faktor terbesar dalam kecelakaan kerja, pencegahannya harus dimulai dari perubahan perilaku dan budaya. Beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  • Pelatihan rutin dan safety induction yang menekankan praktik nyata, bukan sekadar teori.
  • Penerapan budaya safety first, di mana setiap orang merasa punya tanggung jawab terhadap keselamatan.
  • Pengawasan ketat dan penegakan disiplin melalui reward dan consequence.
  • Peningkatan awareness dengan safety talk harian, poster, dan reminder visual di area kerja.


Mesin bisa diganti, alat bisa diperbaiki, tetapi kesadaran manusia hanya bisa dibangun lewat pendidikan dan kebiasaan. Fakta bahwa 80% kecelakaan kerja disebabkan oleh human error adalah pengingat keras bahwa keselamatan tidak bisa hanya diserahkan pada alat atau teknologi.

Inilah sebabnya PAKKI (Perkumpulan Ahli Keselamatan Konstruksi Indonesia) terus mendorong penguatan budaya K3 di setiap lini pekerjaan. Dengan anggota yang tersebar di seluruh Indonesia, PAKKI berkomitmen menjadikan keselamatan sebagai standar hidup, bukan sekadar aturan di atas kertas.

Karena pada akhirnya, keselamatan kerja dimulai dari diri sendiri.