Banyak orang beranggapan bahwa kecelakaan kerja selalu terjadi karena alat yang rusak atau lingkungan kerja yang tidak aman. Padahal, kenyataannya justru berbeda. Penelitian dan laporan lapangan menunjukkan bahwa faktor manusia atau human error adalah penyebab utama kecelakaan kerja—bahkan lebih dari 80% kasus berawal dari kelalaian manusia.
Human error bukan hanya soal “ceroboh”. Lebih luas dari itu, ia mencakup sikap, keputusan, hingga kebiasaan sehari-hari yang bisa berujung fatal. Misalnya:
Kesalahan-kesalahan kecil ini mungkin tampak sepele, tapi di dunia kerja berisiko tinggi seperti konstruksi, satu kesalahan saja bisa mengorbankan nyawa.
Keselamatan tidak bisa hanya mengandalkan aturan perusahaan atau pengawasan supervisor. Setiap individu punya tanggung jawab atas keselamatannya sendiri.
Jawaban dari semua itu kembali ke diri sendiri. Itulah mengapa budaya K3 bukan sekadar aturan tertulis, melainkan kesadaran pribadi untuk selalu memilih aman sebelum bekerja.
Mesin bisa rusak dan diperbaiki, tapi nyawa manusia tidak bisa diganti. Karena itu, kesadaran pribadi menjadi kunci utama dalam mencegah human error.
Seperti yang terus digaungkan oleh para praktisi keselamatan di Indonesia, keselamatan bukan hanya tentang aturan perusahaan, tapi tentang komitmen pribadi untuk pulang kerja dengan selamat.
Pada akhirnya, keselamatan dimulai dari diri sendiri.