berita PAKKI
https://pakki.org/storage/artikel/20220819074705.jpg

Mengenali Resiko Benda Jatuh (DROPS)

Beberapa hari yang lalu kita dikejutkan oleh berita jatuhnya crane di Mekkah sehingga menyebabkan banyak jamaah haji yang waf...

19 Agustus 2022 | Konten ini diproduksi oleh A2K4

Beberapa hari yang lalu kita dikejutkan oleh berita jatuhnya crane di Mekkah sehingga menyebabkan banyak jamaah haji yang wafat. Resiko benda jatuh, baik besar maupun kecil, sudah menjadi fokus para profesional Keselamatan Kesehatan Kerja karena sudah banyak menelan korban.

Sebuah benda kecil dapat saja menjadi masalah untuk keselamatan kerja jika benda tersebut di jatuhkan dari ketinggian dan mengenai pekerja di bawahnya. Menurut data dari RoSPA, kecelakaan karena benda jatuh merupakan 10 penyebab dari kematian dan luka parah pada Industri Minyak dan Gas dan menjadi kecelakaan nomor 3 terbesar penyebab kematian di rumah dan tempat rekreasi.

Sebagai contoh, baut dengan berat “hanya” 220 gram dengan dimensi 0.75×3.5 inchi dapat menghasilkan energi 65 joules jika dijatuhkan dari atas. Sementara batas toleransi untuk timbulnya luka adalah 40 joules, itu berarti benda sekecil ini mampu menjadi sumber bahaya jika dijatuhkan dari atas.

Benda yang awalnya statis kemudian jatuh dari ketinggian tertentu dikenal dengan istilah drops. Tingkat resiko dari drops sangatlah bergantung pada beratnya benda dan ketinggian benda jatuh.


Jenis Drops ada 2 yaitu:

  • Benda drop statis, yaitu sebuah benda solid yang terlepas dan jatuh dari posisinya dengan beratnya. Sebagai contoh, sebuah mur yang jatuh dari derik Rig atau jatuhnya kabel tray karena korosi.
  • Benda drop dinamis, yaitu sebuah benda solid yang terlepas dari ikatan karena adanya gaya luar dari benda lain yang bergerak. Contoh benda drop dinamik adalah garpu forklift yang menjatuhkan palet dari rak.


Untuk mencegah drop, 2 tahap pengendalian harus dilakukan:

  1. Metode pengamanan primer


Adalah metode untuk mengamankan/mengaitkan peralatan ke struktur. Contohnya: mur, baut, klem, las, skrup, pengurung, dll)

  1. Metode retensi sekunder


Adalah metode yang menyediakan pengaman kedua ke struktur (contoh: kawat, sling, pembungkus, kunci mur, cincin pengunci, kawat pengunci, split pin, roll pin, spring pin, rantai safety, dll)