Penerapan Budaya K3 sebagai Fondasi Keandalan Penyaluran Energi
Di tengah kompleksitas operasional sektor energi, aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak boleh sekadar menjadi form...
01 Oktober 2025 | Konten ini diproduksi oleh A2K4
Di tengah kompleksitas operasional sektor energi, aspek keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak boleh sekadar menjadi formalitas. PT Pertamina Gas (Pertagas), bagian dari Subholding Gas Pertamina, menegaskan bahwa K3 adalah bagian tak terpisahkan dari strategi operasional untuk menjamin keandalan penyaluran energi ke berbagai wilayah. Budaya K3 yang kuat menjadi landasan utama agar distribusi gas dan operasi hilir berjalan tanpa gangguan akibat insiden ataupun kecelakaan.
Inisiatif Strategis K3 di Pertagas
Untuk mewujudkan budaya K3 yang nyata dan efektif, Pertagas menggelar sejumlah inisiatif strategis berikut:
- HSSE Golden Rules
- Standar dasar dalam pendekatan kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan (Health, Safety, Security & Environment). Di dalamnya tercakup prinsip seperti kepatuhan terhadap aturan kritikal, intervensi jika ada perilaku berisiko, dan menjaga kepedulian terhadap sesama pekerja serta lingkungan kerja. Dalam laporan internal disebut bahwa praktik “Patuh, Intervensi, Peduli” menjadi bagian praktik HSSE Golden Rules di Pertagas. IDX+1
- Proses Safety Fundamental
- Merupakan elemen-elemen dasar keselamatan yang harus dijalankan di setiap tahap operasional, dari tahap perencanaan, pekerjaan kerja rutin, inspeksi, hingga evaluasi setelah pelaksanaan.
- Corporate Life Saving Rules (CLSR)
- Aturan keselamatan inti yang bersifat wajib dan tidak boleh dilanggar. CLSR berfungsi sebagai garis keras untuk aktivitas yang paling berdampak terhadap keselamatan jiwa apabila terjadi kelalaian.
Dengan ketiga inisiatif ini dijalankan secara konsisten dan menyeluruh, Pertagas berupaya meminimalisasi risiko operasional, membangun sistem yang proaktif dalam deteksi bahaya, serta menumbuhkan kesadaran bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan sendiri dan orang lain.
Bukti Keberhasilan: Jam Kerja Selamat dan Penghargaan Nasional
Prestasi nyata menjadi indikator efektifitas penerapan budaya K3. Hingga Agustus, Pertagas mencatat 104.137.430 jam kerja selamat tanpa insiden serius. Pertamina Gas+2Info Ekonomi+2 Ini menunjukkan bahwa sistem keselamatan yang diterapkan tidak hanya teori, melainkan terbukti dalam praktik sehari-hari.
Lebih lanjut, dalam ajang Indonesia Safety Excellence Award (ISEA) 2024, Pertagas menyabet empat penghargaan bergengsi yang mengakui kualitas penerapan K3 perusahaan. Pertamina Gas+2Media Indonesia+2 Beberapa penghargaan utama yang diperoleh antara lain:
- Excellence Award for Quality Program of Safety & Health
- The Best Process Safety Management
- The Best Improvement Safety Management Performance
- Pertamina Gas+2Media Indonesia+2
- The Best CEO Committed in OSH Culture — penghargaan ini diberikan kepada Direktur Utama Pertagas, Gamal Imam Santoso, atas kepemimpinan dan komitmen nyata terhadap budaya keselamatan kerja. Pertamina Gas+1
Penghargaan ini tidak hanya menjadi simbol prestise, tetapi juga refleksi bahwa strategi K3 perusahaan telah diakui oleh lembaga eksternal yang kompeten.
Manfaat Strategis Budaya K3 terhadap Keandalan Distribusi
Implementasi K3 secara sungguh-sungguh membawa manfaat penting dalam konteks penyaluran energi:
- Minimasi Downtime Operasional
- Insiden kecelakaan sering kali memicu penghentian operasi atau perbaikan mendesak. Dengan sistem K3 yang ketat, potensi gangguan operasional dapat ditekan sehingga kontinuitas pasokan energi tetap terjaga.
- Perlindungan Terhadap Sumber Daya Manusia dan Aset
- K3 yang baik berarti pekerja terlindungi, serta peralatan dan instalasi terjaga dari kerusakan akibat kecelakaan atau kegagalan. Hal ini memperpanjang umur aset dan menekan biaya pemeliharaan tak terduga.
- Reputasi dan Kepercayaan Stakeholder
- Penghormatan terhadap aspek keselamatan kerja menambah kredibilitas perusahaan di mata pemerintah, publik, mitra bisnis, dan lembaga regulatori. Ini penting dalam industri energi yang sangat diawasi dan kritis.
- Budaya Preventif dan Perbaikan Berkesinambungan
- Dengan budaya K3 yang sudah tertanam, bukan hanya mematuhi aturan secara pasif, melainkan mendorong sikap proaktif: intervensi bahaya, pelaporan nyaris insiden, pembelajaran dari kejadian kecil agar tak menjadi besar.
Tantangan & Arah Ke Depan
Walaupun capaian yang diperoleh Pertagas patut diapresiasi, tantangan tetap ada:
- Perubahan Kultur
- Transformasi budaya tidak terjadi instan. Perlu waktu agar semua level organisasi—from manajemen puncak hingga pekerja lapangan—memiliki mindset keselamatan yang sama.
- Konsistensi Pelaksanaan
- Dalam praktik sehari-hari, tekanan jadwal, beban produksi, atau kondisi lapangan yang berubah dapat menggoda untuk mengabaikan prosedur keselamatan. Pengawasan dan audit internal menjadi krusial.
- Peningkatan Teknologi dan Digitalisasi K3
- Integrasi sensor, IoT, sistem monitoring real time dapat memperkuat kapabilitas deteksi dini dan respons cepat terhadap potensi bahaya.
- Kolaborasi dengan Pemangku Kepentingan
- Pengembangan standar keselamatan bersama dengan regulator, asosiasi industri, dan komunitas profesional K3 dapat memperkuat ekosistem keselamatan nasional.
Penerapan budaya K3 secara menyeluruh oleh PT Pertamina Gas bukanlah sekadar kewajiban regulatori, melainkan strategi operasional krusial untuk menjaga keandalan penyaluran energi. Dengan inisiatif seperti HSSE Golden Rules, Proses Safety Fundamental, dan Corporate Life Saving Rules sebagai landasan, Pertagas mampu menunjukkan bahwa keselamatan dan efisiensi operasional dapat berjalan beriringan.
Ke depan, tantangan tetap ada untuk mempertahankan konsistensi, memperluas adopsi teknologi, dan memperkokoh budaya keselamatan di semua lini. Namun dengan fondasi yang telah dibangun dan bukti prestasi yang ada, Pertagas berada pada posisi yang kuat untuk terus menjaga pasokan energi secara aman, andal, dan berkelanjutan.