Sistem manajemen tradisional lebih mengutamakan kontrol dari top manajemen dan diteruskan kepada karyawan atau pekerja. Semua program dan kebijakan ditentukan dan dibuat oleh manajemen tanpa melibatkan pekerja. Parapekerja hanya tinggal menerima dan melaksanakan semua program K3 yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan.
Sistem ini disebut “top down approach” atau pendekatan dari atas kebawah. Pada umumnya pendekatan dari atas kebawah lebih kepada pemaksaan kepada karyawan untuk menjalankan apa yang ditetapkan oleh manajemen. Kelemahan dari sistem “top down approach” adalah kurangnya rasa tanggung jawab pekerja dalam melaksanakan program tersebut dan seringkali program K3 atau solusi K3 yang diberikan kurang tepat dengan kondisi lapangan, akibatnya program tersebut tidak berjalan secara maksimal. Dalam sistem keselamatan dan kesehatan kerja pendekatan dari atas kebawah tidak akan dapat memberikan solusi atau program yang akan menyentuh sampai pada akar permasalahan, sehingga akan sulit untuk mencapai sistem keselamtan berkelanjutan.
Sistem manajemen yang lebih moderen lebih mengutamakan keterlibatkan pekerja atau karyawan atau dikenal dengan “bottom up involvement”. Sistem ini terbukti lebih dapat diandalkan dalam mencapai sistem manajemen berkelanjutan.
Banyak penelitian yang dilakukan telah membuktikan bahwa sistem ini jauh lebih baik dari sistem top down approach”. Melibatkan, memberdayakan dan mendorong karyawan atau pekerja dalam setiap program sistem keselamatan ternyata telah menimbulkan rasa tanggung jawab pekerja dalam melaksanakan setiap program yang dibuat, dan program tersebut juga lebih tepat dan sesuai dengan kondisi lapangan karena para pekerja pada dasarnya lebih mengetahui secara lebih detil kondisi dilapangan.Parapekerja merasa lebih dihargai dengan keterlibatan mereka dalam mencari solusi atau membuat suatu program sistem keselamatan, sehingga timbul rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap keberhasilan program tersebut.
Sumber: healthsafetyprotection.com