berita PAKKI
https://pakki.org/storage/artikel/869-Cover Pakki (16).png

Tahukah Kamu? 80% Kecelakaan Kerja Disebabkan Kelalaian Manusia

Ketika mendengar istilah kecelakaan kerja, banyak orang langsung berpikir tentang alat yang rusak, mesin yang bermasalah, ata...

03 Oktober 2025 | Konten ini diproduksi oleh A2K4

Ketika mendengar istilah kecelakaan kerja, banyak orang langsung berpikir tentang alat yang rusak, mesin yang bermasalah, atau lingkungan kerja yang tidak aman. Padahal, fakta menunjukkan bahwa sekitar 80% kecelakaan kerja justru disebabkan oleh kelalaian manusia (human error), bukan semata-mata karena faktor teknis.


Mengapa Kelalaian Manusia Bisa Jadi Penyebab Utama?

Ada beberapa faktor yang membuat manusia tetap menjadi titik rawan dalam sistem keselamatan kerja, antara lain:

  1. Kebiasaan Abai Terhadap Prosedur
  2. Banyak pekerja yang menganggap prosedur K3 sebagai hal yang bertele-tele. Misalnya, tidak menggunakan helm karena merasa hanya bekerja sebentar, atau tidak memakai sarung tangan saat memegang material berbahaya.
  3. Kondisi Fisik dan Psikologis
  4. Pekerja yang kelelahan, mengantuk, stres, atau tidak fokus lebih rentan melakukan kesalahan. Kesehatan mental dan fisik yang tidak terjaga bisa berpengaruh besar pada keselamatan kerja.
  5. Kurangnya Pemahaman dan Pelatihan
  6. Tanpa pemahaman yang baik tentang K3, pekerja sering tidak menyadari risiko yang ada di sekitarnya. Di sinilah pentingnya pelatihan berkelanjutan.
  7. Budaya Kerja yang Mengabaikan Safety
  8. Ada lingkungan kerja yang lebih mementingakan kecepatan atau target produksi daripada keselamatan. Akhirnya, pekerja cenderung “mengakali” prosedur agar lebih cepat selesai, padahal justru menambah risiko.


Apa yang Bisa Dilakukan?

Jika mayoritas kecelakaan kerja berasal dari faktor manusia, maka solusinya adalah membangun budaya keselamatan kerja (safety culture). Beberapa langkah yang bisa diterapkan antara lain:

  • Safety Induction dan Pelatihan Rutin
  • Pastikan semua pekerja memahami standar K3 sejak hari pertama mereka masuk kerja.
  • Pengawasan dan Evaluasi
  • Supervisi yang konsisten akan membantu memastikan prosedur K3 dijalankan.
  • Penerapan Reward & Consequence
  • Apresiasi bagi yang patuh pada aturan, serta konsekuensi tegas untuk yang melanggar.
  • Membangun Kesadaran Kolektif
  • K3 bukan hanya tanggung jawab HSE Officer, tapi semua orang di area kerja.


Alat kerja yang aman dan lingkungan yang terkontrol tetap penting, tetapi tanpa sikap disiplin dan kesadaran manusia, kecelakaan kerja akan tetap terjadi.

Itulah kenapa PAKKI (Perkumpulan Ahli Keselamatan Konstruksi Indonesia) hadir sebagai wadah para ahli dan praktisi untuk terus mendorong budaya K3 yang kuat di Indonesia.

Karena pada akhirnya, keselamatan bukan sekadar aturan, tapi budaya yang harus hidup di setiap pekerja.