Budaya K3
Salah satu pekerjaan terbesar K3 dan tidak akan pernah usai adalah mempertahankan sebuah kelaziman (budaya) untuk selalu mengelola risiko yang dapat memicu terjadinya kerugian.
Semua upaya organisasi baca : perusahaan selalu memimpikan kelaziman atau budaya semacam itu tumbuh dan berkembang di semua aktifitas yang ada di dalam organisasi. Tidak hanya perusahaan, akademisi juga tiada menyerah untuk menggali, mengenali, dan menyebarkan prinsip-prinsip pencegahan kerugian sebagai benih-benih budaya tersebut.
Banyak sudut pandang dan argumentasi tentang budaya K3 telah “disajikan” oleh para akademisi dan praktisi K3, yang terutama disebarkannya berbagai metode-metode penerapan K3 yang menurut para akademisi dan praktisi ini sebagai “akar-akar K3”. Meski demikian para praktisi maupun akademisi sepakat bahwa tidak ada satu pun definisi tunggal yang mampu menggambarkan secara holistik tentang apa itu budaya K3.Walaupun tidak ada definisi tunggal, namun keberadaan budaya K3 dapat dikenali melalui tiga aspek pendekatan yang saling berinteraksi dan saling berhubungan satu dengan lainnya
Jl. Tanjung Barat Rukan Tanjung Mas Raya Blok B1 No. 43 Lantai 1, Kel. Tanjung Barat, Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan 12530