Daycare atau taman penitipan anak kini menjadi pilihan banyak orang tua yang bekerja. Di tempat ini, anak tidak hanya dititipkan, tetapi juga mendapatkan stimulasi belajar dan kesempatan bersosialisasi. Salah satu fasilitas yang paling digemari anak-anak tentu saja area bermain. Namun, di balik keceriaan tersebut, area bermain juga menyimpan potensi bahaya jika tidak dikelola dengan memperhatikan aspek keselamatan. Karena itu, penerapan prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sangat penting demi terciptanya lingkungan bermain yang aman sekaligus mendukung tumbuh kembang anak.
Baca Juga: Persyaratan dan Sanksi Riksa Uji Pesawat Angkat Angkut
Langkah pertama dalam penerapan K3 adalah memastikan setiap furnitur maupun peralatan permainan memiliki konstruksi yang kuat dan tahan lama. Alat permainan yang rapuh atau sudah aus bisa menimbulkan risiko cedera, misalnya terjepit, terjatuh, atau terkena bagian yang patah. Oleh karena itu, penyedia daycare perlu memilih peralatan dengan material berkualitas dan sesuai standar keselamatan anak. Selain itu, penggunaan bantalan pelindung atau flat plate pada sudut-sudut tertentu juga disarankan untuk mengurangi dampak benturan.
Baca Juga: Pelantikan Pengurus DPW PAKKI Provinsi Sumatera Barat
Peralatan bermain sebaiknya ditata dengan rapi pada tempat yang aman dan mudah dijangkau oleh anak. Tata letak yang sembarangan tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga meningkatkan risiko anak tersandung atau terjatuh. Di sisi lain, ketersediaan kotak P3K menjadi hal yang tidak bisa ditawar. Daycare harus menyiapkan perlengkapan medis sederhana untuk menangani cedera ringan seperti lecet atau tergores. Dengan begitu, setiap insiden kecil dapat segera ditangani sebelum menimbulkan dampak lebih serius.
Area bermain anak—seperti kolam bola, ayunan mini, hingga perosotan—perlu dijaga kebersihannya secara berkala. Fasilitas yang kotor bisa menjadi sumber penyakit, sementara sudut-sudut tajam atau permukaan yang rusak dapat membahayakan anak ketika beraktivitas. Untuk memperkuat pengawasan, penggunaan CCTV serta kehadiran pengasuh yang sigap di lokasi bermain sangat dianjurkan. Kombinasi pengawasan teknologi dan tenaga manusia dapat meminimalkan risiko kecelakaan serta memastikan anak-anak tetap dalam kondisi aman.
Selain peralatan bermain, faktor lingkungan juga berperan besar dalam keselamatan anak. Lantai dan dinding di area bermain sebaiknya menggunakan bahan yang empuk, misalnya puzzle mat atau karpet khusus anak. Material seperti ini mampu meredam benturan ketika anak terjatuh. Tidak kalah penting, daycare wajib melakukan pengecekan rutin untuk memastikan tidak ada bagian lantai yang terangkat, peralatan yang rusak, maupun permukaan yang licin yang bisa menimbulkan bahaya.
Jika prinsip-prinsip K3 diterapkan dengan konsisten, area bermain di daycare tidak hanya berfungsi sebagai sarana hiburan, tetapi juga menjadi ruang aman yang menunjang perkembangan motorik, sosial, dan emosional anak. Anak-anak dapat belajar bersosialisasi dengan rasa nyaman, sementara orang tua pun lebih tenang karena mengetahui buah hati mereka berada di lingkungan yang terjaga keselamatannya.
Dengan demikian, penerapan K3 bukan hanya kewajiban teknis, melainkan bentuk komitmen daycare dalam memberikan layanan terbaik. Area bermain yang aman adalah pondasi penting bagi tumbuh kembang anak yang sehat, ceria, dan penuh rasa percaya diri.