Ketika sirene tanda bahaya berbunyi di kantor atau pabrik, sebagian orang mungkin hanya berjalan santai keluar gedung. Padahal tujuan dari emergency drill bukan sekadar menggugurkan kewajiban tahunan atau memenuhi checklist K3, tetapi memastikan semua orang siap bertindak cepat dan tepat saat keadaan darurat benar-benar terjadi.
Sayangnya, banyak latihan yang masih terasa seperti formalitas—terencana, tetapi tidak benar-benar realistis. Supaya latihan tidak sekadar rutinitas, berikut beberapa cara agar emergency drill menjadi lebih efektif dan bermanfaat.
Jangan selalu menggunakan skenario yang sama setiap tahun. Buat variasi yang relevan dengan potensi risiko di tempat kerja, misalnya:
Semakin realistis skenarionya, semakin besar peluang karyawan untuk belajar menghadapi situasi sesungguhnya.
Jika semua orang sudah tahu kapan latihan akan dilakukan, maka reaksi mereka tidak akan alami.
Lebih baik informasikan secara umum bahwa dalam waktu dekat akan ada simulasi darurat, tanpa menyebutkan tanggal dan jam pastinya.
Dengan cara ini, karyawan akan belajar merespons spontan dan tetap tenang meskipun tidak siap sebelumnya.
Bencana tidak mengenal jabatan. Pastikan seluruh karyawan, termasuk manajer dan staf administrasi, ikut berpartisipasi secara penuh.
Pimpinan juga perlu berlatih mengambil keputusan cepat, misalnya menentukan area evakuasi alternatif jika jalur utama tertutup.
Dalam situasi darurat, komunikasi yang tidak jelas bisa menimbulkan kepanikan.
Pastikan ada simulasi komunikasi antar tim, seperti siapa yang menghubungi petugas pemadam, siapa yang memimpin evakuasi, dan siapa yang memastikan kehadiran karyawan di titik kumpul.
Gunakan alat komunikasi yang benar-benar akan dipakai saat keadaan darurat, seperti handy talky atau grup pesan khusus.
Setelah latihan selesai, lakukan debriefing untuk menilai apa yang berjalan baik dan apa yang perlu diperbaiki.
Beberapa hal yang dapat dievaluasi:
Catat semua hasilnya dan gunakan untuk penyempurnaan latihan berikutnya.
Satu kali latihan tidak cukup.
Idealnya, emergency drill dilakukan minimal dua kali setahun, dengan skenario dan tingkat kesulitan yang berbeda.
Tujuannya agar karyawan tidak hanya hafal prosedur, tetapi juga terbiasa bereaksi cepat dan benar saat situasi darurat terjadi.
Emergency drill bukan sekadar kegiatan formalitas, melainkan investasi keselamatan bagi seluruh tim.
Dengan perencanaan yang matang, pelaksanaan yang realistis, dan evaluasi yang objektif, latihan ini bisa menjadi sarana penting untuk melindungi nyawa dan meminimalkan kerugian ketika bencana benar-benar terjadi.