berita PAKKI
https://pakki.org/storage/artikel/574-Cover LSP.jpg

Safety Culture Assessment: Metode Penilaian dan Indikator

Budaya keselamatan (safety culture) merupakan fondasi utama dalam menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan produktif. B...

17 Desember 2025 | Konten ini diproduksi oleh A2K4

Budaya keselamatan (safety culture) merupakan fondasi utama dalam menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan produktif. Banyak organisasi telah memiliki prosedur K3 yang lengkap, namun angka kecelakaan tetap terjadi. Hal ini sering kali bukan disebabkan oleh kurangnya aturan, melainkan karena budaya keselamatan belum benar-benar tertanam dalam perilaku dan pola pikir pekerja.

Untuk memahami sejauh mana budaya keselamatan telah berkembang, organisasi perlu melakukan Safety Culture Assessment. Penilaian ini membantu mengukur sikap, persepsi, dan perilaku keselamatan di semua level organisasi. Dua alat ukur yang paling banyak digunakan secara global adalah DuPont Bradley Curve dan Safety Climate Survey.



Apa Itu Safety Culture Assessment?

Safety Culture Assessment adalah proses sistematis untuk menilai sejauh mana nilai, keyakinan, sikap, dan perilaku keselamatan diterapkan dalam organisasi. Penilaian ini tidak hanya fokus pada data kecelakaan, tetapi juga pada mindset dan kebiasaan kerja sehari-hari.

Tujuan utama dari assessment ini antara lain:

  • Mengidentifikasi tingkat kematangan budaya keselamatan
  • Menemukan kesenjangan antara kebijakan dan praktik di lapangan
  • Menentukan area prioritas perbaikan K3
  • Menjadi dasar perencanaan program peningkatan keselamatan yang berkelanjutan

DuPont Bradley Curve sebagai Alat Ukur Budaya Keselamatan

Konsep Dasar DuPont Bradley Curve

DuPont Bradley Curve adalah model yang menggambarkan tingkat kematangan budaya keselamatan dalam organisasi berdasarkan perilaku manusia. Model ini menunjukkan bahwa semakin matang budaya keselamatan, semakin rendah angka kecelakaan kerja.

Kurva ini membagi budaya keselamatan ke dalam empat tahap utama:

1. Reactive Culture

Pada tahap ini, keselamatan dianggap penting setelah kecelakaan terjadi. Organisasi cenderung bereaksi terhadap insiden, bukan mencegahnya.

Ciri-ciri utama:

  • Keselamatan dianggap tanggung jawab bagian K3 saja
  • Investigasi kecelakaan dilakukan untuk mencari siapa yang salah
  • Kepatuhan muncul karena takut sanksi
  • “Sudah biasa terjadi” menjadi pola pikir umum

2. Dependent Culture

Keselamatan mulai dikelola secara sistematis melalui aturan dan pengawasan.

Ciri-ciri utama:

  • Prosedur K3 sudah tersedia dan disosialisasikan
  • Pekerja patuh karena diawasi atasan
  • Keselamatan dianggap sebagai tanggung jawab manajemen
  • Hukuman dan reward mulai diterapkan

3. Independent Culture

Pada tahap ini, pekerja mulai bertanggung jawab atas keselamatan dirinya sendiri.

Ciri-ciri utama:

  • Kesadaran keselamatan muncul dari diri sendiri
  • Pekerja aktif melaporkan kondisi tidak aman
  • Kepatuhan tidak bergantung pada pengawasan
  • Keselamatan menjadi nilai pribadi

4. Interdependent Culture

Tahap tertinggi dalam Bradley Curve, di mana keselamatan menjadi nilai bersama.

Ciri-ciri utama:

  • Pekerja saling mengingatkan dan peduli satu sama lain
  • Keselamatan menjadi bagian dari budaya kerja
  • Diskusi keselamatan berlangsung terbuka
  • Target nol kecelakaan menjadi komitmen kolektif

Indikator Penilaian Berdasarkan Bradley Curve

Dalam praktik assessment, DuPont Bradley Curve dinilai melalui indikator seperti:

  • Kepemimpinan dan komitmen manajemen
  • Tingkat keterlibatan pekerja
  • Cara organisasi merespons insiden
  • Kedisiplinan terhadap prosedur
  • Budaya pelaporan dan komunikasi keselamatan

Penilaian biasanya dilakukan melalui observasi, wawancara, diskusi kelompok, dan analisis data insiden.



Safety Climate Survey sebagai Alat Ukur Persepsi Keselamatan

Apa Itu Safety Climate Survey?

Safety Climate Survey adalah metode kuantitatif yang digunakan untuk mengukur persepsi dan sikap pekerja terhadap keselamatan pada suatu waktu tertentu. Berbeda dengan budaya keselamatan yang bersifat jangka panjang, safety climate mencerminkan kondisi saat ini.

Survei ini umumnya berbentuk kuesioner anonim yang diisi oleh pekerja dari berbagai level organisasi.



Indikator Utama dalam Safety Climate Survey

Safety Climate Survey biasanya mencakup beberapa dimensi kunci berikut:

1. Komitmen Manajemen terhadap Keselamatan

Mengukur sejauh mana pekerja melihat manajemen benar-benar memprioritaskan keselamatan, bukan hanya produktivitas.

Contoh indikator:

  • Konsistensi manajemen dalam menegakkan aturan K3
  • Respon manajemen terhadap laporan bahaya
  • Ketersediaan sumber daya keselamatan

2. Komunikasi dan Informasi Keselamatan

Menilai efektivitas penyampaian informasi K3 di tempat kerja.

Contoh indikator:

  • Kejelasan prosedur keselamatan
  • Akses terhadap informasi bahaya kerja
  • Keterbukaan komunikasi dua arah

3. Keterlibatan Pekerja

Mengukur sejauh mana pekerja dilibatkan dalam program keselamatan.

Contoh indikator:

  • Partisipasi dalam toolbox meeting
  • Kesempatan menyampaikan saran K3
  • Peran aktif dalam identifikasi bahaya

4. Pelatihan dan Kompetensi

Menilai kecukupan pelatihan keselamatan yang diterima pekerja.

Contoh indikator:

  • Pemahaman terhadap risiko kerja
  • Kesesuaian pelatihan dengan jenis pekerjaan
  • Pembaruan pelatihan secara berkala

5. Budaya Pelaporan dan Respon Insiden

Mengukur kemudahan dan keamanan pekerja dalam melaporkan kejadian.

Contoh indikator:

  • Tidak adanya budaya saling menyalahkan
  • Kepercayaan bahwa laporan akan ditindaklanjuti
  • Transparansi hasil investigasi

Mengintegrasikan Bradley Curve dan Safety Climate Survey

Pendekatan terbaik dalam Safety Culture Assessment adalah mengombinasikan DuPont Bradley Curve dan Safety Climate Survey.

  • Bradley Curve memberikan gambaran tingkat kematangan budaya keselamatan
  • Safety Climate Survey memberikan data persepsi aktual pekerja

Dengan kombinasi ini, organisasi dapat:

  • Memahami kondisi budaya secara menyeluruh
  • Menentukan posisi organisasi pada Bradley Curve
  • Menyusun strategi peningkatan keselamatan berbasis data
  • Memantau efektivitas program K3 dari waktu ke waktu


Safety Culture Assessment bukan sekadar formalitas atau kewajiban audit, melainkan alat strategis untuk menciptakan perubahan nyata di tempat kerja. Melalui pemanfaatan DuPont Bradley Curve dan Safety Climate Survey, organisasi dapat mengukur budaya keselamatan secara objektif dan terarah.

Budaya keselamatan yang matang tidak terbentuk dalam semalam. Dibutuhkan komitmen, konsistensi, dan keterlibatan seluruh elemen organisasi. Namun, dengan assessment yang tepat, perjalanan menuju lingkungan kerja yang aman dan berkelanjutan dapat dilakukan secara terukur dan berkelanjutan.