Dalam banyak investigasi kecelakaan kerja, temuan paling umum sering berakhir pada kesimpulan “karena human error” atau “karena pekerja melanggar prosedur”. Namun, pendekatan seperti itu semakin dianggap tidak cukup. Para ahli keselamatan modern menyadari bahwa manusia adalah bagian dari sistem kerja yang kompleks. Ketika terjadi kesalahan, itu bukan hanya tentang apa yang dilakukan pekerja, tetapi mengapa perilaku itu muncul.
Inilah alasan mengapa investigasi kecelakaan masa kini harus menempatkan human factor dan psikologi kerja sebagai inti analisis akar penyebab (root cause analysis).
Human factor mencakup kondisi fisik, mental, perilaku, hingga interaksi pekerja dengan lingkungan dan sistem kerja. Dalam konteks kecelakaan, “kesalahan manusia” hanya gejala yang terlihat, bukan akar masalah sebenarnya.
Misalnya:
Pendekatan berbasis human factor membantu melihat bahwa perilaku berisiko lahir dari situasi, tekanan, dan sistem yang membentuknya.
Jika investigasi hanya berhenti pada pelanggaran prosedur, perusahaan akan mengulang kesalahan yang sama. Psikologi kerja memberi pemahaman lebih mendalam tentang motivasi, persepsi risiko, stres kerja, hingga budaya tim.
Beberapa aspek psikologi kerja yang mempengaruhi kecelakaan:
Pekerja di lapangan sering kali terbiasa dengan bahaya sehingga persepsi terhadap risiko menurun. Mereka merasa tindakan berbahaya aman karena sudah sering dilakukan tanpa insiden.
Kelelahan mental dan fisik menurunkan kewaspadaan, memengaruhi keputusan, dan meningkatkan kemungkinan kesalahan.
Budaya “kejar produksi” tanpa manajemen risiko memicu perilaku shortcut. Psikologi organisasi membantu melihat bagaimana norma dan tekanan sosial mempengaruhi tindakan pekerja.
Desain alat, kompleksitas prosedur, atau multitasking memengaruhi kapasitas otak dalam mengambil keputusan.
Dengan memasukkan faktor psikologis ini, investigasi menjadi lebih objektif dan solutif.
Berikut langkah-langkah yang lazim digunakan dalam investigasi modern:
Alih-alih bertanya “Siapa yang salah?”, tim investigasi harus bertanya:
Termasuk:
Banyak kecelakaan dipicu oleh:
Investigasi tidak hanya menilai tindakan individu, tetapi bagaimana perusahaan membangun budaya keselamatan:
Gunakan pendekatan seperti:
Pendekatan ini membantu melihat kesalahan manusia sebagai bagian dari kegagalan sistem.
Kejadian: Seorang teknisi terjatuh dari ketinggian karena tidak mengaitkan full body harness.
Jika memakai pendekatan klasik, kesimpulan: “Pekerja melanggar SOP.”
Namun pendekatan human factor akan menggali:
Hasilnya, perbaikan tidak lagi hanya “beri sanksi”, tetapi perbaikan sistemik.
Perbaikan menyasar desain kerja, budaya, dan manajemen risiko, bukan hanya perilaku individu.
Pekerja merasa aman melaporkan kondisi tidak aman karena investigasi fokus pada sistem, bukan menyalahkan.
Ketika akar penyebab psikologis, organisasi, dan teknis diatasi, angka kecelakaan turun signifikan.
Perusahaan lebih siap menghadapi risiko di masa depan dengan pemahaman menyeluruh tentang perilaku manusia.
Human factor bukan alasan untuk menyalahkan pekerja, melainkan kunci untuk memahami mengapa sebuah kecelakaan terjadi. Investigasi kecelakaan kerja yang efektif harus melihat lebih dalam daripada hanya mencatat pelanggaran SOP. Pendekatan root cause analysis berbasis psikologi kerja membantu mengungkap penyebab sistemik—dari tekanan kerja, desain alat, hingga budaya organisasi—yang mendorong terjadinya insiden.
Dengan mengadopsi pendekatan ini, perusahaan tidak hanya mencegah kecelakaan berulang, tetapi juga membangun sistem kerja yang manusiawi, aman, dan produktif.