berita PAKKI
https://pakki.org/storage/artikel/766-Cover Pakki (2).png

Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Velodrome–Manggarai Capai 67 Persen

Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B yang menghubungkan Velodrome hingga Manggarai terus menunjukkan progres...

10 September 2025 | Konten ini diproduksi oleh A2K4

Pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B yang menghubungkan Velodrome hingga Manggarai terus menunjukkan progres signifikan. Hingga awal September 2025, pengerjaan proyek ini telah mencapai 67,12 persen.

Corporate Secretary PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan bahwa saat ini pekerjaan utama meliputi pemasangan struktur atas berupa slab deck dan rel (trackwork rail). Selain itu, konstruksi balok girder dengan metode balance cantilever yang melintasi Tol Wiyoto Wiyono juga tengah dikerjakan untuk mempercepat waktu pembangunan sekaligus meningkatkan efisiensi.

Di sisi lain, pembangunan pondasi jalur layang di sekitar Pintu Air Manggarai serta Flyover Matraman masih berlangsung. Pekerjaan struktur untuk Stasiun Manggarai juga masuk tahap pembangunan, sementara Stasiun Rawamangun dan Stasiun Matraman sudah berada pada tahap penyelesaian arsitektur.


Menyempurnakan Integrasi Transportasi Jakarta

LRT Jakarta Fase 1B sepanjang 6,4 kilometer ini merupakan kelanjutan dari jalur Fase 1A Pegangsaan Dua–Velodrome. Nantinya, rute ini akan dilengkapi dengan lima stasiun baru, yaitu Stasiun Pemuda Rawamangun, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman, dan Manggarai.

“Keberadaan jalur baru ini akan menyempurnakan integrasi transportasi di Stasiun Manggarai dan diharapkan semakin mendorong masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi umum,” ungkap Ermy.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, penggunaan transportasi umum di ibu kota menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Pada April 2025, jumlah pengguna bahkan menembus 30 juta orang. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan kenaikan hingga 31 persen pada akhir tahun ini.


Upaya Atasi Kemacetan dan Kerugian Ekonomi

Pembangunan LRT Fase 1B tidak hanya menambah pilihan moda transportasi, tetapi juga menjadi strategi pemerintah daerah untuk mengurai kemacetan yang sudah lama menjadi masalah klasik Jakarta. Kemacetan dinilai menyebabkan kerugian ekonomi, baik dari segi waktu maupun biaya perjalanan yang dikeluarkan masyarakat.


Inovasi Teknologi dalam Pembangunan

Dalam pengerjaannya, proyek ini menerapkan sejumlah inovasi, di antaranya penggunaan long span (bentang panjang) serta penerapan Building Information Modelling (BIM) hingga level 7D. Teknologi long span digunakan dalam bentuk incremental lifting steelbox girder, lifting sliding PC-girder, hingga traveler launcher cast-in situ balance cantilever. Metode ini mempermudah pengerjaan di jalur dengan lalu lintas padat, simpang besar, hingga jalur kereta aktif.

Sementara itu, implementasi BIM 7D diterapkan untuk memaksimalkan monitoring, pengendalian, serta pemeliharaan infrastruktur saat sudah beroperasi.


Anggaran Pembangunan

Proyek LRT Jakarta Fase 1B merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku pemilik proyek. Waskita Karya ditunjuk sebagai kontraktor utama melalui proses tender. Pembangunan jalur sepanjang 6,4 kilometer ini menelan anggaran sekitar Rp 4,1 triliun, yang bersumber dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) kepada Jakpro melalui APBD DKI Jakarta.

Dengan progres yang sudah mencapai dua pertiga, masyarakat ibu kota diharapkan dapat segera menikmati fasilitas transportasi modern ini, yang tak hanya meningkatkan konektivitas tetapi juga mempercepat mobilitas harian warga Jakarta.